Teks Buku Langka I

'Buku langka' belum tentu harus tua, tapi buku tua yang umurnya lebih dari 100 tahun biasanya sudah cenderung menjadi buku langka.
Apalagi kalau buku langka yang sudah seabad lebih, dipilah lagi berdasarkan isinya, misalnya mengenai Kisah Perjalanan, Sejarah, Ilmu Pengetahuan dan lainnya, terus dipilah lagi, berdasarkan Judul Bukunya, pasti semakin sulit ditemukan, sehingga tingkat kelangkaan buku tersebut meningkat.
Dibandingkan dengan benda2 lainnya, buku berbahan kertas memang lebih rentan terhadap cuaca, sehingga dengan bertambahnya usia, mencapai usia 100 tahun, biasanya sudah mulai rapuh.
Apalagi kalau buku dengan usia mencapai lebih 250 tahun, tanpa pemeliharaan yang sangat memadai, buku tersebut sudah habis karena cuaca dan hama. Jadi ditinjau dari usianya saja, buku tersebut masuk kategori buku sangat langka dan sangat tua. Ditambah lagi kalau buku tersebut adalah buku ilmiah yang dilengkapi dengan gambar2 dan petunjuk lainnya, ditambah lagi menggunakan lebih dari satu bahasa, maka nilai buku langka tersebut menjadi sangat tinggi, misalnya buku dibawah ini.

‘HERBARIUM AMBOINENSE atau AMBOINSCH KRUID-BOEK'
Buku terdiri dari 6 jilid, diterbitkan mulai th. 1741 s/d th.1750. Buku langka dan sangat tua.
Penulisnya ‘Georg Eberhard Rumphius’, pria kelahiran Jerman 1 November 1628, bekerja untuk Belanda, dikirim ke Maluku tahun 1654 dalam usia 26 tahun.
Walaupun dia mengalami kebutaan pada th. 1670, kehilangan istri dan anak perempuannya pada saat terjadi gempa bumi dan tsunami besar th. 1674, dia terus bekerja melakukan penelitian disana sampai akhir hayatnya 15 Juni 1702 dalam usia 74 tahun, dimakamkan di Ambon. Dia bekerja dan tidak pernah meninggalkan Ambon selama 48 tahun (nyaris 2/3 dari usianya).

‘Herbarium Amboinense’ atau ‘Amboinsch Kruid – Boek’.
Bukan hanya judulnya, tapi seluruh keterangan dalam buku tersebut ditulis dalam dwi bahasa yaitu bahasa Belanda dan bahasa Latin.
Sesuai dengan judulnya, buku tersebut memuat katalog tanaman kepulauan Amboina, 6 jilid memuat 1.661 halaman folio, 695 gambar.
Saat proyek penulisan hampir selesai ditulis th. 1690, gambar ilustrasi hangus dalam peristiwa kebakaran, terpaksa harus dibuat ulang.
Akhirnya proyek th. 1696 selesai dan dikirim ke Belanda. Tapi sayang naskah ikut tenggelam karena kapal yang membawanya tenggelam karena diserang oleh Perancis.
Rumphius dan timnya terpaksa menulis ulang. Untungnya salinan naskah masih ada.
Naskah ‘Herbarium Amboinense’ akhirnya tiba di Belanda tahun 1696. Namun, karena alasan tertentu, Belanda memutuskan untuk melarang menerbitkannya.
'Rumphius' meninggal pada th. 1702, sehingga tidak pernah melihat hasil karyanya di cetak.
Larangan penerbitan dicabut tahun 1704, tapi tidak dapat menemukan penerbitnya.
Akhirnya, 39 tahun setelah kematian Rumphius, seorang ahli botani Belanda, Johannes Burmann menyunting Herbarium Amboinense atau Amboinsch Kruid-Boek dan selanjutnya th. 1741 s/d 1750 diterbitkan bersama sama oleh Francois Changuion dan Hermanus Uytwerf., Jan Ctuffe, Pieter Gosse, Jan Neaume, Adriaan Moentjens, Antony van Dole, StevenNeaulme , Jan Ctuffe dan Meinard Uytwerp.
‘Herbarium Amboinense’ atau ‘Amboinsch Kruid-Boek’, mempunyai sejarah panjang dan dramatis, dianggap salah satu buku paling luar biasa dibidangnya dan belum ada yang menandinginya sampai kini.
Ada juga buku yang terbit lebih dulu dari bukunya Rumphius, misalnya :

-Horti Medici, oleh Joanne Commelino, th. 1697/1701, 444 halaman, 112 gambar.
-Arimatvm Et Simplcivm, th. 1593 217 halaman.
-Aromatum & Medicamentorium, 1582/1593, 2 jilid, 492 halaman.
Reff : Natuurwetenschappelijk Tijdscrift Voor Nederlandsch Indie, volume 102 - Special Supplement, ‘Science and Scientists in the Netherlands Indies’.

Post a Comment

Previous Post Next Post